“Usaha dan Kerja Keras tidak akan Mengkhianati Hasil ”
---------------------------------------------------------------------------------
Mungkin kita kerap mendengarkan
istilah itu. Yap. 50% memang benar adanya. Kenapa hanya 50% ? karena menurutku
50% yang lainnya adalah kesungguhan berdoa kita. Usaha harus dibarengi dengan
do’a, right? Semua yang kita lakuin,
yang kita usahain akan sesuai dengan hasil yang kita dapatkan, dan ketika hasil
tersebut tidak sesuai dengan keinginan atau yang diharapkan itu berarti ada
yang salah dengan kita, mungkin kita hanya usaha habis-habisan tapi lupa gak
diseimbangin sama berdo’a. atau sebalikya. Atau ada juga yang udah usaha
maksimal, udah berdoa tapi hasilnya gak sesuai, itu bisa jadi ada orang lain
yang mungkin usahanya jauh lebih keras dibandingkan kita, dan memang ada jalan
lain yang udah disiapkan Allah yang jauh lebih baik dibandingkan apa yang kita
harapkan. Itu mindset yang aku pake selama ini.
Pas masih SMA, aku termasuk anak
yang gak pinter-pinter banget di bidang akademik dan sering gak masuk kelas
karena banyak kegiatan ekskul . Kelas 11 adalah tahun dimana nilai akademisku
anjlok-seanjlok-anjloknya yang awal kelas 10 masih bisa masuk 10 besar dan
kemudian di kelas 11 aku masuk 5 besar ”dari bawah”. Pas itu okelah ya masih
kelas 11 masa males-malesnya aku buat masuk kelas dan belajar. Mata pelajaran
Kimia, salah satu matpel yang paling gak aku sukai karena emang aku kurang sreg
sama guru yang ngajar. Masuk Kelas 12, Ujian tengah semester 1 matpel kimia aku
belajar habis-habisan walaupun susah banget ngecerna materinya dan udah pasrah
sama Allah, megang prinsip “yang penting udah usaha mati-matian, hasilnya,
terserah Allah” baru pertama kali itu, aku belajar sampe nangis bcs emang aku
gabisa paham sama matpel kimia dan dipaksa-paksain. Dan Alhamdulillah, pas
nilai keluar, dari sekelas Cuma 2 anak yang nilainya mencukupi KKM dan itu
salah satunya aku. bukan sombong, tapi dari itu aku bisa pelajarin kalo usaha
keras emang gak akan mengkhianati hasil. Aku pernah juga baca bukunya Wirda
Mansur kalo semua yang kita lakuin hendaknya harus ngelibatin Allah, ya
semuanya dan InshaAllah hasil yang diterima juga gak akan mengecewakan.
Semester berikutnya, aku ngejar
PTN mati-matian dan ditolak 5 kali. Daftar SNMPTN gak lolos, gak lolos karena
aku terlalu menyepelekan dan hanya mengandalkan sertifikat dan juga KEPEDEAN
bakal diterima padahal gak, ujian mandiri UM Prestasi gak lolos juga karena
ceroboh banget ngisi data dan kepedean juga, USM STAN gak lolos karena emang
aku gak belajar *HAHA bodoh kan nyianyiain duit, UTUL UGM gak lolos karena
emang usaha kurang dan sedikit salah niat *astaghfirullah, SIPENMARU Poltekkes
gak lolos karena KEPEDEAN lagi karena perasaan soalnya so eazypizyy tapi
ternyata zonk juga. Tapi SBMPTN Alhamdulillah lolos jurusan sesuai keinginan
karena emang dari 3 pilihan semua jurusannya aku samain walaupun univnya ga
sesuai yang aku pengenin. Aku mencoba seikhlas-ikhlasnya dan tentu syukur se
bersyukur bersyukurnya karena masi dapet PTN. Dari ketidak lolosanku, aku
evaluasi diri karena mungkin dalem diri, dalem hati masih sering terbesit
kesombongan akibat kepedean, kurang usaha, gak niat bener-bener, dan kurang
do’a juga. Tapi pra-SBM aku emang belajar mati-matian dari pagi siang malem
belajar terus, do’a lumayan kenceng, dan hasilnya Alhamdulillah impas.
Dari situlah, aku belajar
semuanya. Belajar bahwa memang seharusnya usaha yang keras musti dibarengin
do’a, ngelibatin yang mahakuasa, yang maha berkehendak. Tidak seharusnya kita
sombong merasa sudah mampu atas segala hal, karena “ diatas langit masih ada
langit ” masih banyak yang jauh lebih baik daripada kita, untuk apa
menyombongkan diri sendiri. Karena kalo udah sombong, jatuhnya pasti sakit.
Hehe. Jangan lupa, USAHA harus seimbang dengan DO’A.